Sabtu, 28 Oktober 2023

MASJID JAMI’ AL-MUSTHOFA

 SEJARAH BERDIRINYA MASJID JAMI’ AL-MUSTHOFA
Urek-Urek Gondanglegi Malang

 

Pada tahun 1955-an kondisi masayarakat di desa urek-urek mayoritas dikenal dengan masyarakat abangan / awam yang kurang memperhatikan masalah religious keagamaan, hanya sebagian kecil dan tokoh yang peduli dan bahkan tergolom alim serta sangat menjaga serta tetap memperjuangkan nilai-nilai religious agama islam. Saat itu tempat ibadah hanya ada beberapa surau / langgar wakaf sebagai tempat ibadah dan tempat Pendidikan agama islam, bahkan saat itu di desa Urek-Urek belum ada masjid.

Salah satu surau / langgar yang ada yaitu langar bentuk kleneng yang didirikan oleh H.Abdurrahman yang berlokasi di sebelah sungai tepatnya di Rt.25 di samping komplek rumah tempat tinggal beliau, langar bentuk klenengan tersebut juga sebagai tempat belajar mengaji dan mencari ilmu oleh masyarakat khususnya anak-anak dan pemuda. Untuk memperkuat keilmuan masyarakat anak cucu / Dzuriyah beliau di kirim ke berbagai pondok pesantren untuk memperdalam ilmu agama. Untuk membantu beliau dalam khidmad keilmuan dan peribadatan  serta Pendidikan H. Abdurrahman memanggil Kyai Musthofa (kakak kandung Kyai Abdul qodir, PP.Al-Azhar Jeru Turen) dan dibuatkan tempat / rumah kecil / kamar (gute’an) di samping rtumah beliau dan di dekat langgar klenengan tersebut. Saat itu status Kyai Mustofa adalah seorang duda dan sudah memiliki anak, selanjutnya untuk membuat krasan beliau akhirnya H.Abdurrahman menikahkan beliau dengan keponakannya yang bernama Nyai Sum dan berstatus janda dengan seorang anak.

Dengan berjalannya waktu dan bertambahnya santri yang belajar mengaji dan beribadah langgar  H.Abdurrahman terserbut maka beliau bermaksud mendirikan masjid sebagai pusat keagamaan di desa Urek-Urek, pada awalnya lokasi masjid yang akan dibangun di sekitar RT.19 selatannya musholla alkarim, setelah di ukur dan di patok / siap bangun, tiba-tiba tidak diperbolehkan oleh sebagian keluarga pemilik tanah tersebut, melihat perkembangan tersebut H.Abdurrahman akhirnya menjualkan tanahnya di dekat plasemen tebu urek-urek untuk mencari dan membeli tanah lain untuk dibangun masjid. selanjutnya ada tempat yang penuh pohon bambu / barongan pring dan posisi rendah dari jalan di RT.25 milik keluarga pak Rustam dan Keluarga pak Matasan, kebetulan lokasi di depan rumah beliau sendiri hanya berseberangan jalan dan Beliau mendatanginya bermaksud untuk membeli tanah tersebut, setelah mengetahui tanah tersebut mau di beli H.Abdurrahman untuk dibuat masjid maka keluarga beliau tidak mau menjual tanah tersebut akan tetapi malah langsung menyerahkan secara sukarela dan langsung secara lisan (diwakafkan) untuk dibangun masjid kepada H.Abdurrahman (penerima wakaf) dan akhirnya uang yang mau dipakai membayar tanah tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan masjid tersebut. Dibantu putra-putra beliau, para tokoh dan masyarakat lain mulai dikerjakan pembangunan masjid diawali dengan pengurukan tanah yang rendah tersebut diambilkan dari tanah dataran lebih tinggi milik H.Abdurrahman di utara rumah beliau.

Selanjutnya pembangunan masjid tersebut selesai pada tahun 1956 dan diberi nama masjid DARUL HIKMAH Urek-Urek dengan ketua ta’mir yang pertama Menantu Beliau yang bernama H. Imam Sholeh (suami Hj.Zaenab) dan digunakan untuk kegiatan peribadatan dan keagamaan lain oleh masyarakat Urek-Urek. Untuk melengkapi tempat mengaji dan belajar beliau juga langsung mendirikan Madrasah MIFTAHUL ULUM (selesai tahun 1958) sehingga masjid dan madrasah ini satu paket bidang keagmaan yang saling melengkapi, madrasah sebagai sawah ladangnya dan masjid sebagai Lumbung / Gudangnya. Lokasi madrasah di tanah milik beliau sendiri yang berada di Utara komplek rumah beliau serta membuatkan kamar / gute’an untuk tempat tinggal para guru / Ustadz yang membantu mengajar dan dengan perkembangannya waktu tempat Pendidikan MIFTAHUL ULUM diperluas di utaranya lagi dari tanah milik putra beliau yaitu H. Umar dan Bapak Shohib. Pada saat itu sudah direncanakan dibelakang masjid nanti digunakan untuk tempat makam H. Abdurrahman dan Kyai Musthofa. Akan tetapi dikarenakan suatu hal atau permasalahan setelah menikah Kyai Mustofa pindah tempat tinggal  yang dulu di komplek kediaman H.Abdurrahman pindah di utara-nya masjid dan selanjutnya beliau pindah / pindah ke rumah anaknya di Legok kepanjen hingga beliau wafat dan di makamkan disana. Dan H.Abdurrahman setelah wafat  tidak jadi dimakamkan dibelakang masjid tapi dimakamkan di pemakaman umum desa urek-urek krajan.

Dengan perkembangan waktu dan regenerasi situasi saat itu H. Imam sholeh selaku ketua ta’mir masjid jatuh sakit maka selanjutnya pada generasi kedua ini dipilihlah Kyai Haji Abdullah Amin (santri Kyai Haji Moh.Said, Ketapang)  untuk menjadi ketua ta’mir masjid sekaligus imam masjid DARUL HIKMAH tersebut kebetulan beliau menantu dari Bapak Shohib (suami Hj.Sholikhah) / cucu H.Abdurrahman sendiri dan menempati rumah di depan masjid di selatan rumahnya Alm H.Abdurrahman yang saat itu ditempati putra beliau H.Umar.  Kyai Haji Abdullah Amin juga dipercaya menjadi guru sekaligus ketua pengurus pertama Madrasah MIFTAHUL ULUM tersebut. Selain itu beliau juga menjadi Muharriq Nahdlotul Ulama  tepatnya sebagai ketua Tanfidziyah NU Ranting Urek-Urek krajan dan beliau aktif di kegiatan pengajian dan keagamaan lainnya,beliau wafat dan dimakamkan dipemakaman pribadi depan rumah beliau di RT.25 Urek-urek.

Perkembangan waktu selanjutnya ketua ta’mir masjid dipercayakan pada kyai Nastain, dan nama masjid berubah menjadi masjid AL-MUSTHOFA, tidak tau siapa dan kapan perubahan nama tersebut, (awalnya kyai Nastain dibawa oleh H.Imam Sholeh sekitar tahun 1965 membantu mengajar di madrasah) dan awalnya bertempat di kamar / gute’an yang disediakan H.Abdurrahman untuk para guru tersebut, selanjutnya beliau menikah dengan siti zubaidah (putri pak mustaqim RT.26) yang inten dan tlaten dengan jamaah pengajian di mushallah depan rumah pak mustaqim RT.26 tersebut. Setelah istri beliau meninggal beliau menikah lagi dengan ibu tukah yang masih tetangga beliau di RT.26. dan beliau kyai Nastain mendirikan musholla dibelakang rumah beliau di RT.26 dan beliau masih hidup sampai saat ini. Pada kepengurusannya beliau dibantu oleh Kyai Ismail Shohib sebagai Sekretaris-nya (putra Bapak Shohib / cucu H.Abdurrahman). pada masa dahulu para tokoh dan masyarakat tidak begitu memperhatikan masa khidmat / periode kepengurusan, selagi beliau sehat, mampu dan istiqomah serta bersedia menjadi ketua ta’mir masjid.

Perkembangan waktu selanjutnya ketua ta’mir masjid dipercayakan pada kyai Haji Mohammad Said yang juga di dampingi pak Ismail Shohib (putra Bapak Shohib / cucu H.Abdurrahman) sebagai sekretarisnya dan H. Mohammad Anwar (menantu H.Abdullah Amin) Sebagai Bendahara-nya. beliau bertempat tinggal di RT.17 urek-urek kampung barat dan beliau mendirikan mushollah As-syakur di depan rumah beliau.

Perkembangan waktu selanjutnya ketua ta’mir masjid dipercayakan pada kyai Ischaq Shohib (cucu H.Abdurahman) yang rumah beliau bertempat di RT.26 dan beliau juga menjadi pengasuh majlis taklim Riyadhus Sholihah dengan para santri kampung yang belajar mengaji pada beliau di mushollah samping rumah beliau, beliau juga guru sepuh di madrasah MIFTAHUL ULUM tersebut. Pada masa kepengurusannya beliau didampingi oleh H. Zainuddin (putra KH.Abdullah Amiin, ketua pengurus ke-2) bertempat tinggal di RT.27 dan beliau juga sebagai guru - kepala Madrasah MIFTAHUL ULUM,  beliau juga di dampingi Bapak Abdur Rochim (PLN) bertempat tinggal di RT.25 sabagai Bendahara-nya sekaligus Abdurrochim juga dipercaya sebagai ketua Pengurus Madrasah MIFTAHUL ULUM tersebut dan saat ini pak Abdurrochim sudah meninggal dan dimakamkan di pemakaman umum desa urek-urek.

Dibuat di Urek-Urek pada tanggal 15 Oktober 2018 oleh H. Zainuddin / Sekretaris Ta’mir masjid AL-Musthofa, bersumber dari penuturan para tokoh masyarakat / ketua, sekretaris pengurus langsung, pamong desa, keluarga dhurriyah H.Abdurrahman dan juga dokumen resmi dan asli yang tersimpan. Sebagai penutup mari kita doakan Untuk para tokoh pendiri, pejuang, pewakaf, pengurus, pendukung dan mayarakat simpatisan yang membantu masjid dan madrasah, Semoga Allah menerima segala amal ibadah beliau, menerima amal jariyah beliau, menerima pengabdian beliau, menerima jasa-jasa beliau, menerima semua pengorbanan beliau, menerima perjuangan beliau, menerima semua kebaikan dan keikhlasan beliau, dan semoga Allah memaafkan salah khilaf beliau dan beliau ditempatkan dipertamanan dari taman surganya Allah serta semoga Allah kelak membalasnya dengan surga yang penuh kenikmatan.